Selasa, 04 Oktober 2011

Belum Ada Judul

Fiuuuuhh... jam kosong... mau ngapain yak...
ngisi blog aja ah, but mau ngisi apaan...??? bingungdotkom

Ternyata merintis usaha itu susah2 gampang... kita harus siap atas kemungkinan terburuk yang mungkin akan menimpa usaha kita. Yup, tapi klo ga dicoba kita ga bakal tahu kemampuan kita untuk berusaha... Berawal dari frenchise, smoga bisnis ini menghasilkan...

Minggu, 07 November 2010

Belajar Posting Artikel

Hari ini sedang belajar mengisi blog sendiri..

Sabtu, 23 Oktober 2010

Intinya belajar menerima...

Sedang berpikir...
Seorang teman (sebut saja nisa) yang baru saja menikah curhat masalah perbedaan kebiasaan dia dengan suami yang bertolak belakang. Nisa yang biasa teratur dan tepat waktu dari mulai bangun tidur sampe bangun lagi kaget karena mendapati suami yang benar - benar berbeda jauh dengan kebiasaannya. Dari mulai saat tidur, sang suami harus selalu pakai kipas angin sedangkan nisa alergi dingin. Alhasil saat tidur pun satunya pakai kipas angin yang satunya pakai selimut rapat.. kebiasaan makan pun sama, si suami suka pedas, nisa sendiri tdk suka pedas. Klo semua dipikir pasti jadi masalah... Saya jadi ingat artikel yang pernah saya baca di situs jejaring sosial Ruang Muslim.

Kamis, 21 Oktober 2010

Allah punya rencana indah untuk kita…

Sebenarnya banyak yang pengen ditulis di sini, tapi setelah mau mulai nulis koq jadi bingung mau mulai darimana yak… ^_^ Pengennya sih lurus dulu, terus belok ke kanan klo ada pertigaan belok ke kiri trus luruuuussss terus sampai ketemu pom bensin… loh..loh…loh… koq malah tambah ngelantur… hihihihi… Ok deh teman daripada tambah ngelantur mari kita kembali ke laptop (kayak tukul aja yak…)

Seperti judulnya… segala sesuatu sudah ditentukan oleh ALLAH, dan ALLAH selalu punya rencana yang indah bagi makhluk-Nya.. yah…, walaupun untuk mencapai itu, banyak jalan yang harus kita tempuh, dan pastinya plus aral merintang yang menghadang… jalannya pun beragam bagi tiap makhluk… ada yang lurus – lurus aja dengan jalan yang beraspal halus jadi dapat langsung sampai ke tujuan dengan mulus, ada yang di tengah jalan banyak belokan tapi tetap dengan jalan yang beraspal halus, ada juga yang jalannya naik turun untuk sampai ke tujuan, yang lebih nelangsanya ada juga yang jalannya sudah naik turun berkelok-kelok ditambah jalannya berbatu…(bener2 off road deh)… Yup, teman… Semua itu adalah bagian dari skenario ALLAH untuk menguji makhluk-Nya, pantaskah dia mendapatkan rencana indah yang telah Allah tentukan… Termasuk seperti apa kita nanti 5 tahun lagi atau 10 tahun lagi, belum tentu yang kita kira itu yang terbaik bagi kita, terbaik juga bagi ALLAH, ALLAH-lah yang Maha Mengetahui mana yang terbaik atas hamba-Nya…

But… kita jangan putus asa, karena apapun yang kita lakukan selama ini, termasuk cobaan yang ALLAH berikan adalah jalan untuk mencapai rencana indah yang telah ALLAH tentukan.. jadi selalulah berpositif thinking pada ALLAH…
Kewajiban kita sebagai makhluk hanyalah memperbanyak DUIT (loh… koq bisa?? Bingung kan…) . Tenang teman DUIT itu bukan the real meaning loh…tapi ada kepanjangannya… mau tau… Doa Usaha Ikhtiar dan terakhir Tawakal… nah dah tau kan… Emang kalian kira duit beneran yak… (hihihihi…).. Klo sudah memperbanyak DUIT, hal terakhir yang kita lakukan adalah ikhlas... yup, ikhlas dengan segala apapun hasil yang akan ALLAH berikan pada kita...

Dan…. ALLAH memang selalu mempunyai rencana indah untuk kita… karena itu, jangan putus asa klo suatu saat kita dihadapkan pada situasi yang tidak kita inginkan karena siapa tahu itu adalah salah satu jalan yang harus kita lalui untuk sampai pada rencana indah yang akan ALLAH berikan pada kita… Dan pastinya tetep semangat…!!!

Kangen ngeblog...

Dah lama banget yak ga ngisi blog, mungkin dah satu tahunan... Hiks, dibilang sibuk ga juga, cuman lagi males aja buat ngisi blog... Eh, kemarin pas ngajar siswa bikin blog, trus yang buat contoh blog ku sendiri jadi timbul rasa kangen sama Merpati 88 ku...

Apa kabar Merpati 88 ku...?? Maafkan daku karena selama ini melupakan dirimu... bukan maksud hatiku melupakan dirimu, tapi apa daya memang aku lupa akan dirimu... wkwkwkwk (sami mawon yah... ) tp ga papa lah, daripada ga di isi sama sekali...

Buat Merpati 88, aku janji ga akan melupakanmu lagi.. mulai besok akan aku isi tiap hari, entah cuma ngisi 1 kalimat, yang penting judulnya di isi...

Apalagi sekarang ada yang selalu ngasih masukan ke aku... yah suami tercinta, jadi tambah semangat buat ngeblog...


So, caiyooo... SEMANGAT...!! Ayo kita ngeblog lagi...

Sabtu, 16 Mei 2009

Berusahalah...


Di sebuah dataran tinggi pada tepian hutan, seorang kakek tampak berbicara dengan tiga pemuda. Sesekali janggutnya yang lebat bergerak-gerak dipermainkan angin.

"Murid-muridku, aku akan mengujimu dengan puncak bukit di belakangku," ucap sang kakek sambil menoleh ke arah belakang. Tampak sebuah bukit hijau yang begitu tinggi. "Siapa yang bisa meraih puncak bukit itu, kalian lulus!" tambah sang kakek kemudian. "Tapi, ingat! Berhati-hatilah dengan bunga-bunga nan harum di sepanjang jalan setapak, ia bisa melemahkanmu."

"Baik, Guru!" jawab ketiga murid itu sambil bergegas menuju kaki bukit. Mereka pun mulai melakukan pendakian.

Di penghujung hari pertama, seorang murid tampak bergerak melambat. Ia begitu asyik menikmati keindahan bunga-bunga di sekelilingnya. "Hmm, indahnya. Andai aku bisa menghirup keharuman di balik keindahan bunga-bunga itu!" ucap sang murid sambil mendekati sebuah bunga. Dan, ia pun berhenti. Ia tampak berduduk santai sambil memegang beberapa kuntum bunga.

Di penghujung hari kedua, murid kedua yang mulai melambat. Ia memang tidak terpengaruh dengan keindahan bunga. Tapi, ia merasa begitu letih. Dan ia pun terduduk sambil menyaksikan murid ketiga yang terus bergerak ke puncak bukit. "Ah, andai aku bisa sekuat dia!" ucapnya sambil memijat-mijat kakinya yang tampak kaku. Dari arah itu, ia bisa melihat pemandangan luas pada lereng bukit.

"Kau lulus, muridku," ucap sang guru saat ketiganya tiba di kaki bukit. Murid ketiga tampak senyum. Sementara yang lain tetap terdiam. "Bagaimana kamu bisa terus mendaki, saudaraku?" tanya murid kedua kepada yang ketiga.

"Sederhana. Aku tidak pernah menoleh ke bawah. Pandanganku terus ke puncak bukit," jawab murid ketiga begitu mantap.
**

Para pegiat kebaikan paham betul kalau jalan hidup bukan sekadar ujian dan cobaan. Tapi juga perjuangan. Perjuangan agar bisa memberi dengan nilai yang paling tinggi.

Namun, di saat-saat lelah, segala kemungkinan bisa terjadi. Kalau cuma fisik yang lelah, langkah masih bisa diayunkan, walaupun lambat. Tapi jika hati yang letih, bunga-bunga yang lemah pun bisa memperdaya.

Itu pun masih belum cukup. Karena di saat lelah, orang kerap menoleh ke bawah. Ia pun dibuai fatamorgana prestasi, "Ah, ternyata aku sudah begitu tinggi mendaki!" Padahal, puncak yang ia tuju masih sangat jauh.

Sumber : Era Muslim

Kamis, 19 Maret 2009

Kesenjangan


Seekor anak elang begitu serius menatapi suasana kehidupan dari atas bukit. Pandangannya yang tajam terus mengikuti hampir setiap gerakan yang muncul. Ular yang merayap dari bebatuan satu ke bebatuan lain. Kelinci yang melompat dari rerumputan satu ke rerumputan lain. Ikan-ikan yang melenggak-lenggok mengusik kejernihan bayangan permukaan air. Dan lain-lain.

Satu hal yang membingungkan si anak elang: semua gerakan itu tampak begitu lamban. Bagaikan kombinasi beberapa titik yang bergerak lambat. “Kenapa mereka begitu lambat?” ujarnya dalam seribu satu keingintahuan.

Ia pun mengangguk-angguk ketika beberapa elang dewasa memangsa hewan-hewan di bawah bukit itu dengan mudah. “Tentu saja kena. Mereka begitu lamban!” gerutunya penuh yakin.

“Kamu tidak turun memangsa, Nak?” teriak salah satu elang dewasa di dekatnya. “Aku belum mahir terbang!” jawab si anak elang seperti tak peduli. Ia masih disibukkan dengan berbagai keheranan: kenapa hewan-hewan di bawah sana begitu lambat?

Di suatu hari yang cerah, si anak elang akhirnya memaksakan diri belajar terbang. Ia mulai melenturkan kedua sayapnya yang belum terpakai kecuali hanya untuk berlari di sekitar sarang. “Ah, aku yakin bisa!” ucapnya sambil menatap ke bawah. Bongkahan batu-batu besar, menjulangnya pohon-pohon pinus menambah tantangan tersendiri buat si anak elang. Dan, ia pun mulai terbang.

Di luar dugaan, tiupan angin besar tiba-tiba bertiup dari arah belakang. Karena belum pengalaman, si anak elang pun terpelanting. Ia menabrak salah satu dahan pinus. Tubuh elang muda itu pun terperosok di salah satu semak belukar. Salah satu sayapnya terluka.

Baru kali itu si anak elang menginjakkan kakinya di dataran rendah. Dan, baru kali itu pula ia menyaksikan sendiri seperti apa gerakan hewan-hewan ‘bawah’ dari arah dekat. “Ah, selama ini aku salah. Ternyata, hewan-hewan itu bergerak begitu cepat. Cepat sekali!” ucapnya penuh kekaguman. **

Ada kesenjangan lain dalam dunia kehidupan. Antara, dunia atas dengan dunia bawah. Antara mereka yang terbiasa menatap gerak kehidupan dari tempat tinggi, dengan yang melakoni gerak kehidupan dari dunia bawah. Dua-duanya punya kesimpulan sama: gerakan mereka begitu lamban!

Persoalannya mungkin sederhana. Keasyikan berada di tempat-tempat tertentu, atas atau bawah, menjadikan pandangan begitu terbatas. Jarak jika terus dalam jauh, dan keasyikan jika terus dalam dunianya sendiri; akan menyuburkan kesenjangan ini.

Semoga kita tidak seperti yang dialami anak elang, yang baru memahami kesenjangan ketika keadaan memaksanya turun dari tempat atas. (muhammadnuh@eramuslim.com)

Sumber : Era Muslim